Huda
(2014 : 241) menyatakan bahwa istilah take and give sering diartikan 'saling
memberi dan saling menerima'. Prinsip ini juga menjadi intisari dari model
pembelajaran Take and Give. Take and Give merupakan strategi pembelajaran yang
didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa.
Didalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing
siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan
sesuai dengan apa yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan
pengetahuan yang mereka terima dari pasangannya.
Dengan
demikian, komponen penting dalam strategi
kein dengan Take and Give adalah penguasaan materi melalui kartu, keterampilan
bekerja berpasangan dan sharing informasi, serta evaluasi yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di
dalam kartu dan kartu pasanganya.
Sintak langkah-langkah
strategi pembelajaran Take and Give dapat dilihat sebagai berikut:
·
Guru
mempersiapkan kartu yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
·
Guru
mendesain kelas sebagaimana mestinya.
·
Guru
menjelaskan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
·
Untuk
memantapkan penguasaan siswa, mereka diberi masing-masing satu kartu untuk
dipelajari atau dihafal.
·
Semua
siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling member informasi. Tiap
siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu yang dipegangnya.
·
Demikian
seterusnya hingga setiap siswa dapat saling memberi dan menerima materi
masing-masing (take and give).
·
Untuk
mengevaluasi keberhasilan siswa, guru dianjurkan memberi pertanyaan yang tidak
sesuai dengan kartu.
·
Strategi
ini dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan.
·
Guru
menutup pembelajaran.
Strategi
Take and Give memiliki beberapa kelebihan,
antara lain: 1) apa dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan keinginan
dan situasi pembelajaran; 2) melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai
kemampuan orang lain; 3) melatih siswa untuk berinteraksi secara baik dengan
teman sekelas; 4) memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu
yang dibagikan, dan 5) meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dibebani
pertanggungjawaban atas kartunya masing-masing.
Sementara
itu, strategi ini juga memiliki kekurangannya tersendiri, misalnya: 1)
kesulitan untuk mendisiplinkan siswa dalam kelompok-kelompok; 2)
ketidaksesuaian skill antara siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik
dan siswa yang kurang memiliki kemampuan akademik dan siswa yang kurang
memiliki kemampuan akademik; dan 3) kecenderungan terjadinya free riders dalam
setiap kelompok, utamanya siswa-siswa yang akrab satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar