Kamis, 22 Desember 2016

Emas atau Garam?

Seketika aku teringat akan perkataan salah satu dosenku beberapa waktu silam.
Beliau melontarkan sebuah pertanyaan yang sepele menurutku.
Tapi ternyata tidak, ada sebuah pesan besar yang terkandung di dalamnya.
“Jika kau dihadapkan dengan sebuah pilihan, apakah kau akan memilih emas atau garam?”
Tanpa pikir panjang, sebagian mahasiswa di ruangan tersebut memilih emas.
Beberapa mahasiswa lainnya masih ragu untuk menjawab, karena berfikir itu merupakan pertanyaan jebakan.
Ya, termasuk aku salah satunya.
Sampai pada akhirnya beliau menjelaskan apa maksud dari pertanyaannya itu.
Beliau berkata kebanyakan orang saat ini hanya memikirkan gengsinya.
Melalaikan kebutuhannya demi mempertahankan keinginannya.
Layaknya garam dan emas.
Sesungguhnya setiap manusia pasti menginginkan emas, namun apakah jika kita tidak memiliki emas akankah terganggu keberlangsungan hidup kita?
Tentu tidak!
Tapi garam yang jelas-jelas kita butuhkan sering kali tidak diinginkan.
Mungkin jika dilihat dari segi ekonomis keduanya sangat jauh berbeda.
Padahal garamlah yang lebih penting dibandingkan emas.
Tanpa garam, kita akan kekurangan yodium sehingga kesehatan kita terganggu.
Dan secara otomatis keberlangsungan hidup kita akan terganggu pula, bukan?
Maka dari itu beliau berpesan, jangan pernah melihat sesuatu dari segi ekonomisnya saja.
Tetapi lihatlah seberapa hal tersebut berpengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup kita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar