Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya
upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri
bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru di
tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi
sebagai Agent of Culture, juga berfungsi
selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai
tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada
generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke
arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa dalam
mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada kemampuan
mereka (pelajar) mengelola belajar (management of learning), kondisi belajar
(condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada bangunan
pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara benar.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi belajar seseorang mempengaruhi proses
terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif peserta didik. Kondisi
belajar berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan
pengelolaan belajar berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan model serta
implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal ini bertujuan
guna mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam mempengaruhi cara
belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu
upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan pemecahan masalah (technological
approach), dan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Model Student
Facilitator and Explaining (bermain peran) adalah merupakan
pembelajaran dimana siswa atau siswa belajar mempresentasikan ide atau pendapat
pada rekan siswa lainnya. Model Student
Facilitator and Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara
penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan
penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang
dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau
benda mati. Model ini dapat dilakukan secara individu atupun secara kelompok.
Oleh karenanya, model ini dapat meningkatkan motivasi belajar, antusias,
keaktifan dan rasa senang dalam belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar