ikamai
Kamis, 29 Desember 2016
Kamis, 22 Desember 2016
Bagaimana Prinsip Model Student Facilitator and Explaining?
Pembelajaran kooperatif Student Facilitator and Explaining merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik.
Salah satu model pembelajaran yang dikemukakan oleh Adam
dan Mbirimujo (1990:21) dalam buku Prasetyo bahwa untuk memperbanyak pengalaman
serta meningkatkan motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa
yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Student
facilitator and explaining. Dikatakan dari hasil penelitiannya bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran ini dapat meningkatkan antusias, motivasi, keaktifan
dan rasa senang siswa dapat terjadi. Sehingga sangat cocok di pilih guru untuk
digunakan pada pembelajaran bahasa. Karena pada model Student facilitator and explaining atau bermain peran ini suatu
cara penguasaan siswa terhadap beberapa ketrampilan diantaranya ketrampilan berbicara,
ketrampilan menyimak, ketrampilan pemahaman pada teks bacaan, dan ketrampilan
seni dalam memerankan seorang tokoh sesuai konteks bacaan dalam keadaan riang.
(Prasetyo, 2001:15)
Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu dengan
menggunakan model pembeljaran kooperatif Student
Facilitator and Explaining.
Tiga tujuan Pembelajaran Kooperatif (Mulyasa, 2004)
yaitu:
1. Hasil Akademik
Pembelajaran Kooperatif bertujuan untuk meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dapat memberi
keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi
tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan khusus dari teman
sebaya, yang mempunyai orientasi dan bahasa yang sama. Dalam proses tutorial
ini, siswa kelompok atas akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberi
pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan
ide-ide yang terdapat di dalam materi tertentu.
2. Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari Model Pembelajaran
Kooperatif adalah penerimaan yang luas terhadap orang berbeda ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan.
3. Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting Ketiga dari Pembelajaran Kooperatif ialah
mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.
Pembelajaran matematika dengan cooperative
learning dapat meningkatkan daya nalar dan daya pikir anak serta dapat
mengurangi kegiatan menghafal. Anak dapat merasakan bahwa berpikir lebih baik
dari pada menghafal sehingga mereka akan lebih termotivasi dalam kegiatan
belajar mengajar matematika. Coopertive learning yang meningkatkan
hubungan kerjasama antar teman memacu anak untuk semakin maju dan bekerja keras
dan hasil dari cooperative learning akan membantu masyarakat untuk mendapatkan
seorang yang bekerja keras dan dapat bekerja sama.
Bagaimana Konsep Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining?
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian
maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif mengharuskan adanya
upaya yang maksimal untuk mampu menyesuaikan diri. Kemampuan menyesuaikan diri
bisa dilakukan dengan baik apabila didukung oleh pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi. Dalam kerangka inilah peranan guru di
tengah-tengah dunia pendidikan menjadi sangat penting.
Guru sebagai pendidik dapat berfungsi
sebagai Agent of Culture, juga berfungsi
selaku Agent of change. Dengan demikian guru mempunyai
tugas guna melestarikan serta mentranformasikan nilai-nilai kultural kepada
generasi muda, serta memberikan perubahan terhadap nilai-nilai kebudayaan ke
arah yang lebih baik dan berkualitas. Keberhasilan siswa dalam
mempelajari suatu materi pembelajaran (subject matter) terletak pada kemampuan
mereka (pelajar) mengelola belajar (management of learning), kondisi belajar
(condition of learning), dan membangun struktur kognitifnya pada bangunan
pengetahuan awal (prior knowledge), serta mempresentasikannya secara benar.
Pengelolaan kegiatan pembelajaran dan kondisi belajar seseorang mempengaruhi proses
terbentuknya pengetahuan di dalam struktur kognitif peserta didik. Kondisi
belajar berkaitan dengan materi topik yang dipelajari (content), dan
pengelolaan belajar berhubungan dengan membangun pengetahuan.
Dewasa ini pengkajian dan pengembangan model serta
implementasi pendekatan pembelajaran telah banyak dilakukan. Hal ini bertujuan
guna mengungkapkan indikator yang paling dominan dalam mempengaruhi cara
belajar siswa lebih bermakna dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Salah satu
upaya tersebut dengan menggabungkan pendekatan pemecahan masalah (technological
approach), dan pendekatan ilmiah (scientific approach).
Model Student
Facilitator and Explaining (bermain peran) adalah merupakan
pembelajaran dimana siswa atau siswa belajar mempresentasikan ide atau pendapat
pada rekan siswa lainnya. Model Student
Facilitator and Explaining (bermain peran) dilakukan dengan cara
penguasaan siswa terhadap bahan-bahan pembelajaran melalui imajinasi dan
penghayatan yang dilakukan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan yang
dilakukan siswa dengan memerankan sebagai tokoh baik pada benda hidup atau
benda mati. Model ini dapat dilakukan secara individu atupun secara kelompok.
Oleh karenanya, model ini dapat meningkatkan motivasi belajar, antusias,
keaktifan dan rasa senang dalam belajar siswa.
Apa itu Model pembelajaran student facilitator and explaining?
Model
pembelajaran student facilitator and explaining
merupakan salah satu dari tipe model pembelajaran kooperatif. Di dalam kelas
kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin,
suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan di bentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat
terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar mengajar.
Menyajikan materi dengan mendemonstrasikan didepan siswa lalu memberikan
kesempatan kepadanya untuk menjelaskan kepada rekan - rekannya merupakan makna
dasar dari penggunaan model pembelajaran student
facilitator and explaining dalam proses belajar mengajar. Jadi, model
pembelajaran student facilitator and
explaining adalah rangkaian penyajian materi ajar yang diawali dengan
menyampaikan kompetensi siswa yang harus dicapai, lalu menjelaskannya dengan
didemonstrasikan, kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kembali pada rekan-rekannya dan diakhiri dengan
penyampaian materi oleh guru pada siswa.
Apa Itu Model Pembelajaran?
Menurut Suprijono (2009: 46) model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas, mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah: Kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar. Model pembelajaran merupakan suatu pola yang dipakai oleh guru untuk
membentuk kurikulum, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan model
pembelajaran, sebagai berikut:
a.
Tujuan
yang hendak dicapai
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan
belajar mengajar. Karakteristik tujuan yang akan dicapai sangat mempengaruhi
penentuan model.
b.
Materi
pelajaran
Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak
disampaikan oleh guru untuk bisa di pelajari dan dikuasai oleh peserta didik.
c.
Siswa
Siswa sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang
berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi situasi sosial, lingkungan
keluarga, dan harapan terhadap masa depannya. Semua perbedaan itu akan
berpengaruh terhadap penentuan model pembelajaran.
d.
Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan
model pembelajaran. Ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan model
yang tepat.
e.
Situasi
Situasi kegiatan belajar merupakan setting
lingkungan pembelajaran yang dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.
f.
Guru
Setiap orang memiliki kepribadian, perfomanc bstyle,
kebiasaan dan pengalaman belajar berbeda-beda. Kompetensi mengajar biasanya di
pengaruhi oleh latar belakang pendidikan. Guru yang latar belakang pendidikan
keguruan biasanya lebih terampil dalam memilih model dan tepat dalam
menerapkannya.
Dengan demikian model pembelajaran tersebut merupakan
pola umum perilaku untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa akan lebih mudah
mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan
ide melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran
dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam merencanakan proses belajar mengajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat yang telah dipaparkan di
atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual
atau perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan
pembelajaran. Dimana setiap guru diharapkan mampu menerapkan model pembelajaran
inovatif dan mencari perangkat - perangkat pembelajaran yang lebih kreatif
dalam menyampaikan materi di kelas.
Saat Kurikulum 1994 Berbicara
Definisi Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 adalah
pengembangan dari kurikulum sebelumnya dan sering disebut kurikulum CBSA (Cara
belajar siswa aktif). Kurikulum dengan orientasi kognitif. Yang dilaksanakan
sesuai dengan Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Tujuan Kurikulum 1994
Tujuan umum yaitu
mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan didalam kehidupan
dan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, jujur, cermat, efektif dan efisien.
Salah satu kegiatan yang memungkinkan agar tujuan tersebut bias tercapai adalh
siswa diharapkan mau mengikuti ajang kompetisi dalam bidang matematika, baik di
dalam kota maupun di luar kota, bahkan memungkinkan siswa diikutsertakan dalam
ajang kompetisi di luar negeri.
Kelemahan Kurikulum 1994
Beban belajar siswa terlalu berat karena
banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi setiap mata pelajaran; dan materi
pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.
Kelebihan Kurikulum
1994
Disamping banyaknya
kelemahan dalam pemberlakuan kurikulum 1994 saat itu, bukan berarti bahwa
kurikulum 1994 tidak memiliki kelebihan. Kami menemukan beberapa kelebihan
dalam pemberlakuan kurikulum tersebut, antara lain: siswa lebih banyak
mendapatkan informasi karena materi yang diberikan lebih banyak; dan siswa
memiliki keterempilan di bidang non akademis melalui muatan lokal.
Namun sayangnya,
protes yang terus bermunculan untuk segera merevisi kurikulum 1994 membuat
pemerintah mengambil tindakan untuk memperbaharui kurikulum 1994 menjadi
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada tahun 2004.
Sistem Kurikulum 1994
Seperti yang sama-sama
telah kita ketahui bahwa, Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 serta mengkombinasikan dengan kurikulum 1975 dan dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Menurut
UU tersebut, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki keterampilan dan
pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri,
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Pada
kurikulum 1994, pendidikan dasar diwajibkan menjadi sembilan tahun (SD dan
SMP). Berdasarkan strukturnya, kurikulum 1994 berusaha menyatukan kurikulum
sebelumnya, yaitu kurikulum 1975 dengan pendekatan tujuan dan kurikulum 1984
dengan tujuan pendekatan proses. Di samping meniadakan mata pelajaran PSPB juga
diperkenalkannya sistem kurikulum SMU yang dimaksudkan untuk menjadikan
pendidikan umum benar-benar sebagai pendidikan persiapan ke perguruan tinggi.
Aspek Kurikulum 1994
1. Aspek Pendekatan
Kurikulum 1994
menggunakan pendekatan isi/materi sejumlah pelajaran yang wajib ditransfer pada
diri anak didik. Siswa dianggap sukses bila menguasai seluruh matapelajaran.
Hal ini sesuai dengan teori Tabularasa-nya John Locke.
2. Aspek Otoritas Pengembangan
Dalam kurikulum 1994,
pemerintah pusat lebih mendominasi materi pembelajaran dengan muatan kurikulum
nasional sebanyak 80 %, sedangkan pihak daerah yang pada hakikatnya mengetahui
keadaan, kebutuhan dan potensi wilayahnya hanya mendapat kesempatan 20 %.
3. Aspek Isi/Materi
Pada kurikulum 1994
materi yang diberikan terkesan overload, sehingga yang terjadi
pengulangan-pengulangan materi. Bukan saja hal ini menyebabkan pemborosan
waktu, tenaga dan pikiran, namun juga kebosanan/kejenuhan pada diri anak
mencapai titik kulminasinya.
4. Aspek Pusat Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan PBM dalam
kurikulum 1994 lebih banyak ditentukan oleh guru dan apa yang harus dilakukan,
sebab sejak awal posisi guru berada pada satu-satunya sumber belajar. Keadaan
seperti ini menjadikan anak didik pasif, menerima apa adanya kenyataan yang
terjadi di dalam kelas.
5. Aspek Orientasi
Orientasi kurikulum
1994 lebih ditekankan pada perolehan hasil tes yang tinggi, dalam raport
diwujudkan dengan bentuk angka-angka. Bagi raport anak didik yang tertulis
angka-angka tinggi dari hasil ujian dinyatakan sebagai anak yang
berprestasi.
6. Aspek Guru
Dalam kurikulum 1994
guru berperan sangat penting,karena merupakan sumber belajar satu-satunya yang
di miliki oleh siswa.
7. Aspek Relasi
Nuansa pembelajaran
dalam Kurikulum 1994 bersifat informatif, sebab sejak semula guru menjadi
satu-satunya sumber belajar. Metode didaktika yang sering tampak dipergunakan
adalah ceramah, maka yang terjadi situasi monologis, guru lebih aktif
memberikan materi dan siswa menjadi pasif lebih banyak mendengar.
8. Aspek Tahun Pembelajaran
Dalam kurikulum 1994
menggunakan tahun pembelajaran terbagi dalam catur wulan, maka dalam satu tahun
ada tiga masa utama belajar aktif. Dengan implikasi masa ujian juga menjadi
tiga kali (Tes Tahap Belajar Catur Wulan I, II dan III). Ini tidak lepas dari
orientasi awal pembelajaran yang bersifat teoritis, mencurahkan materi/bahan
sebanyak mungkin pada siswa.
9. Aspek Hari Efeketif
Pada Kurikulum 1994
anak didik wajib masuk kelas selama 6 hari / minggu dan menghabiskan 42 jam
pelajaran. Hanya tersisa satu hari bagi anak didik untuk bersosialisasi dengan
lingkungannya, belum lagi bagi mereka yang menempuh dua jenis pendidikan.
Hampir seharian penuh waktunya dihabiskan di ruang – ruang kelas, pagi sampai
siang hari dimanfaatkan belajar di Seskolah Dasar (SD), sedang siang sampai
sore hari digunakan belajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI), amat melelahkan dan
cukup membosankan.
Kesimpulannya, sistem
dari Kurikulum 1994 adalah berorientasi hanya pada input, bukan
hasil.
Emas atau Garam?
Seketika aku teringat
akan perkataan salah satu dosenku beberapa waktu silam.
Beliau melontarkan
sebuah pertanyaan yang sepele menurutku.
Tapi ternyata tidak,
ada sebuah pesan besar yang terkandung di dalamnya.
“Jika kau dihadapkan
dengan sebuah pilihan, apakah kau akan memilih emas atau garam?”
Tanpa pikir panjang, sebagian
mahasiswa di ruangan tersebut memilih emas.
Beberapa mahasiswa
lainnya masih ragu untuk menjawab, karena berfikir itu merupakan pertanyaan
jebakan.
Ya, termasuk aku salah
satunya.
Sampai pada akhirnya
beliau menjelaskan apa maksud dari pertanyaannya itu.
Beliau berkata
kebanyakan orang saat ini hanya memikirkan gengsinya.
Melalaikan
kebutuhannya demi mempertahankan keinginannya.
Layaknya garam dan
emas.
Sesungguhnya setiap
manusia pasti menginginkan emas, namun apakah jika kita tidak memiliki emas akankah
terganggu keberlangsungan hidup kita?
Tentu tidak!
Tapi garam yang
jelas-jelas kita butuhkan sering kali tidak diinginkan.
Mungkin jika dilihat
dari segi ekonomis keduanya sangat jauh berbeda.
Padahal garamlah yang
lebih penting dibandingkan emas.
Tanpa garam, kita akan
kekurangan yodium sehingga kesehatan kita terganggu.
Dan secara otomatis
keberlangsungan hidup kita akan terganggu pula, bukan?
Maka dari itu beliau
berpesan, jangan pernah melihat sesuatu dari segi ekonomisnya saja.
Tetapi lihatlah seberapa
hal tersebut berpengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup kita
Langganan:
Postingan (Atom)