Selasa, 27 September 2016

Bermanfaatkah Menurut Anda, Belajar Filsafat?

Pada mulanya semua ilmu pengetahuan menyatu pada filsafat. Tetapi pada perkembangannya, satu persatu ilmu-ilmu itu melepaskan diri dari filsafat. Dan kenyataannya, ilmu-ilmu itu lebih baik dalam kehidupan praktis.
Ada kesan bahwa sebagian masyarakat menganggap filsafat kurang penting. Paling tidak, mereka berpendapat bahwa filsafat tidak praktis. Maksutdnya, filsafat tidak dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah praktis sehari-hari. Kehidupan di zaman ini memang menuntut spesialisasi dan keahlian. Maka filsafat yang membangga-banggakan diri sebagai ilmu yang menyelidiki segala sesuatu  secara menyeluruh tersisih, atau --- katakanlah --- diistirahatkan.
Apa yang dituturkan Prof. Dr. Fran Magnis Suseno dan Prof Dr Kees Bertens tentang nasib filsafat barangkali membuat sewot orang-orang yang sangat semangat-semangatnya belajar filsafat. Bertens mengutip film Taxi (1990) yang disutradarai Arifin C. Noer, dan dibintangi Rano Karno (sebagai Giyon). Dalam cerita itu Giyon, yang adalah sarjana filsafat, bekerja sebagai supir taksi karena memang susah mendapat lowongan kerja. Dan dalam seluruh dialog kelihatan bahwa Giyon menyesal menjadi sarjana filsafat. Toh, akhirnya ijazah filsafat tak dapat memberinya pekerjaan (G. Moedjanto dkk: 39).
 Bertens selanjutnya menguraikan bahwa perkembangan pesat ilmu-ilmu empiris dewasa ini secara otomatis membuat gengsi filsafat merosot. Fakultas yang dipadati mahasiswa --- pasti --- adalah fakultas yang bukan filsafat. Mata kuliah yang paling dicari-cari pasti bukan filsafat ketuhanan atau filsafat ilmu pengetahuan. Itu ada kaitannya dengan semangat utilitaris yang menjadi ciri kehidupan modern. Orang mencari pertama-tama yang berguna dan praktis bagi kehidupan (Bertens: 40).
Meredupnya pamor ilmu filsafat, ditengah-tengah perkembangan pesat dan kejayaan ilmu-ilmu positif, mempunyai dampak negatif yang dirumuskan Bahm sebagai disorientasi (disorientation), demoralisasi (demoralization), ketakmampuan bertindak (incapacitation), bencana (crucifixion), dan rekonstruksi (reconstruction).
Disorientasi: karena kita tidak memiliki gambaran utuh tentang hakekat, tujuan hidup, pribadi, masyarakat, dan masyarakat manusia, maka kita kehilangan orientasi. Ini menyebabkan negara-negara dan kelompok-kelompok menghayati doktrin-doktrin sektarian sehingga menyulitkan kerja sama yang lebih luas.
Demoralisasi: kekaburan pengertian tentang konsep moral, misalnya menghasikan pemahaman yang salah terhadap berbagai bidang kehidupan seperti tentang tugas, pekerjaan, atau kebebasan. Salah satu akibatnya adalah meningkatnya angka kriminalitas dan ekses-ekses sosial lainnya.
ketakmampuan bertindak (incapacitation): tidak adanya visi bersama di kalangan para pemimpin bangsa atau kelompok mempersulit usaha ke arah perdamaian dunia dan penegakan perdamaian, keadilan, survival, atau standar hidup minimal.
Krisis semakin parah (crucifixion): krisis demi krisis yang terjadi tanpa ditangani secara mendasar akan menghasilkan krisis yang lebih parah.
Rekonstruksi: upaya rekonstruksi akan menjadi lebih mahal. (Bahm: 54-46).

Apa yang dikemukakan  di atas menunjukkan bahwa peran filsafat dewasa in sebetunya sangat besar. Sebagai contoh, berbagai negara menghadapi ekses negatif karena ledakan penduduk dunia yang semakin mencemaskan. Tapi ini terjadi justru karena negara-negara tidak mempunyai filosofi kependudukan yang jelas. Oleh sebab itu, bahwa pamor filsafat kelihatannya menurun (sedangkan indonesia, khususnya dikalangan akademis bahkan memperlihatkan trend sebaliknya), sehingga membawa dampak negatif sepeti disebutkan diatas, itu merupakan bukti bahwa filsafat dan belajar filsafat dewasa ini tetap dan akan tetap penting. Kita dapat menyebutkan beberapa belajar filsafat.
a)   Filsafat memungkinkan orang berfikir secara komprehensif, memberi peran yang wajar kepada konsep, mendasar atau radikal, konsisten atau runtut, koheren atau logis, sistematis, bebas, dan bertanggungjawab.
b)  Filsafat memperluas pandangan melampaui disiplin ilmu tertentu. Filsafat membantu seseorang untuk menempatkan bidang ilmunya dalam perspektif lebih luas dan mendasar. Tanpa filsafat, ilmuwan cenderung untuk berpandangan sempit “fisikawan yang mempelajari seekor gajah hanya dengan mikroskop akan memperoleh sedikit sekali pengatahuan tentang binatang itu,” kata Henri Poincare (1854-1912), dan seorang ahli matematika dan filsafat prancis. (Bertens: 42).
c)   Filsafat memberikan pendasaran rasional tentang hakekat eksistensi, pengetahuan, nilai-nilai, dna masyarakat. Filsafat memberikan pendasaran mendasar tentang hakekat ilmu (epistemologi), menjadi orang berfikir lurus (logika) memberikan kritik terhadap ilmi-ilmu, memberikan keterangan tentang dasar terdalam realitas, memberikan argumentasi rasional bagi konsep-konsep teologi (teologi metafisik) membahas secara mendalam tentang manusia (antropologi filsafat), memberikan penjelasan mendasar tentang hakekat dan tujuan jagad raya (kosmologi), membibing manusia dalam kegiatannya sebagai manusia (etika), memberikan dasar apresiasi bagi keindahan (estetika), dan mendorong orang untuk mengukur segalanya berdasarkan perspektif sejarah 9sejarah filsafat).
d)  Bagi orang beragama, filsafat memberikan pendasaran rasional bagi kepercayaannya. Hasilnya, iman orang akan menjadi samakin kokoh karena kepercayaannya mendapat dasar rasional dan dipertanggungjawabkan.
e)      Filsafat merupakan kritik ideologi. Ideologi adalah teori menyeluruh tentang makan hidup dan/atau nilai-nilai daripadanya ditarik kesimpulan-kesimpulan mutlak tentang bagaimana manusia harus hidup dan/atau bertindak. Ciri khas ideologi adalah bahwa tuntutannya bersifat mutlak. Ideologi menuntut bahwa suatu tidak boleh dipertanyakan. Sedangkan filsafat menuntut pertanggungjawaban. “Filsafat menggonggong, mengganggu dan menggigit.” (Magnis-Suseno : 21-22).
f)  Filsafat dibutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah, etis yang disebabkan oleh perkembangan pesat ilmu pengetahuan. Misalnya, dibidang kedokteran, teknologi, penjelahan ruang angkasa, dan sebagainya.

Apa Itu Filsafat?


Pengertian Filsafat Menurut Para Pakar, sebagai berikut :

Menurut Hasbullah Bakry, Pengertian Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, manusia dan juga alam semesta sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

Pengertian Filsafat Menurut Immanuel Kant adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.

Menurut Aristoteles Pengertian Filsafat ialah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat keindahan).

Al Farabi mengatakan bahwa Pengertian Filsafat merupakan ilmu (pengetahuan) tentang hakikat bagaimana alam berwujud yang sebenarnya.

Pengertian Filsafat menurut Rene Descartes yaitu kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan, manusia dan alam menjadi pokok penyelidikannya.

Pengertian Filsafat Menurut Plato adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang sebenarnya.

Langeveld Mengatakan Pengertian Filsafat ialah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah menyangkut makna keadaan, Tuhan, kebebasan dan keabadian.

Pengertian Filsafat menurut N. Driyarkara adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ‘ada dan berbuat’, perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘mengapa’ yang penghabisan.

Menurut Ir. Proedjawijatna, Pengertian Filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.

Pengertian Filsafat menurut Notonogo, filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak (terdalam), yang tetap dan yang tidak berubah, yang juga disebut hakikat.

Sekian mengenai Pengertian Filsafat menurut para pakar, semoga tulisan saya mengenai Pengertian Filsafat menurut para pakar dapat bermanfaat.
Sumber : Buku dalam Penulisan Pengertian Filsafat Menurut Para Pakar :
– Surajiyo, 2005. ILMU FILSAFAT Suatu Pengantar. Yang Menerbitkan PT Bumi Aksara: Jakarta.

Filsafat pendidikan adalah suatu aktivitas yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.

Filsafat Pendidikan dapat diartikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.

Filsafat pendidikan adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

Philisophizing and education are, then, but two stages of the same endeavo; Philisophizing to think out better values and idealism, education to realize these in life, in human personality. Education acting out of the best direction philosophizing in can give, tries and beginning primarly wit h the young, t o lead people to build critrised values to their characters, and in this way to get the highest ideals of philosophy progressively embodied in their lives.  
     
     Philisophizing and education are, That is, we should bring philosophy to bear upon the problems of education as effiently.

Perbedaan Ideologi Pendidikan dengan Filsafat Pendidikan
    Ø  Ideologi Pendidikan adalah kumpulan gagasan-gagasan, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang berorientasi pada pendidikan.

    Ø  Filsafat pendidikan adalah aktivitas yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan mengatur, menyelaraskan dan memajukan sistem pendidikan.
      
      Perbedaan filsafat pendidikan dengan teori pendidikan
·         Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara Pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori- teori pendidikannya, disamping menggunakan metode- metode ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagi pandangan tertentu terhadap sesuatu obyek, misalnya filsafat idelisme, realisme, materialisme dan sebaginya, akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori- teori pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu terhadap teori- teori pendidikan yang di kembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori- teori dan pandangan- pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh fillosof, tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan airan filsafat yang dianutnya. 
·       Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek kependidikan yang didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejalan kependidikan yang tertentu pula. Dengan kata lain filsafat pendidikan adalah petunjuk, sedangkan teori pendidikan adalah sesuatu yang melaksanakan petunjuk. sobat silahkan copas artikel di atas, semoga tugasnya di terima dosen nyaaa.

Pengertian Filsafat Pendidikan – Membahas mengenai filsafat pendidikan tidak akan terlepas dari pokok bahasan tentang pendidikan itu sendiri. Pendidikan di dunia modern saat ini cenderung dilakukan melalui interaksi antara guru dan muridnya. Hal ini sangat berbeda dengan apa yang terjadi di beberapa abad silam dimana pendidikan cenderung dipelajari tanpa panduan guru, namun dengan mempelajari kejadian-kejadian yang terjadi di alam sekitar manusia. Ketika pendidikan didapatkan melalui alam, maka filsafat pendidikan belum berjalan disana, sedangkan ketika pendidikan didapatkan melalui ajaran guru, maka timbulah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
Filsafat pendidikan berasal dari dua kata yaitu kata filsafat dan kata pendidikan. Filsafat sendiri berasal dari bahasa yunani “Philos” yang memiliki arti kecintaan dan “sophia yang memiliki arti kebijaksanaan. Jika diterjemahkan dari dua kata ini, maka filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan akan kebijaksanaan. Jika diartikan secara lengkap maka filsafat dapat diartikan sebagai kajian mendalam yang dilakukan terhadap ilmu pengetahuan didasarkan atas kecintaan seseorang terhadap ilmu pengetahuan tersebut.
Jika diterapkan dalam pendidikan, maka lahirlah apa yang disebut dengan filsafat pendidikan yang artinya adalah sebuah ilmu filsafat yang terfokus pada bidang pendidikan. Dalam hal ini, filsafat benar-benar difokuskan di setiap bagian dari bidang pendidikan dari mulai kulit hingga akar-akarnya. Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai pendidikan itu sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu pendidikan.

Referensi : Berbagai Sumber

[INDEX] Daftar Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan


1.         Apa Itu Filsafat?
3.         Pancasila dan Mahasiswa 
5.         Rasionalisme Vs Empirisme
7.         Modernisasi dan Suku Baduy
8.         Asal Usul Kata Banten 
15.      Apa itu Belajar?
17.      Apa itu Motivasi?
21.      Singapore
22.      Kemampuan Kognitif
24.      Paskibraka?
31.      The 5th Wave 2016
33.      Kita Harus Yakin
35.      Type Of Sentences
36.      Think Outside The Box!
41.      Zootopia 2016
44.      The Intern 2015
46.      Moana 2016
49.      Daddy's Home 2015
51.      London Has Fallen 2016
52.      FIlosofi Pohon
54.      The Judge 2014
55.      Apa Fungsi Kurikulum?
58.      Guru BK Belum Optimal
74.      Penerima KJP Kecewa
78.      Apa Itu Sekolah?
82.      Filosofi Cinta
95.      Sing 2016
96.      Emas atau Garam?